Oleh HADI SASTRA
Menulis merupakan kegiatan mengemukakan gagasan
secara tertulis. Sebuah
tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk
visual menurut sistem ortografi tertentu.
Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa
aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya
dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi
bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam
mengemukakan gagasan secara tertulis bisa menggunakan bentuk
tertentu. Betuk-bentuk tersebut secara umum dapat dikembangkan dalam empat bentuk, yaitu: narasi,
ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi.
Dalam hal ini penulis mencoba untuk menguraikan sedikit tentang tulisan berbentuk narasi.
Narasi
Tulisan
narasi (berasal dari naration berarti bercerita) adalah suatu bentuk tulisan
yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
Narasi bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu dengan maksud
menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca serentetan peristiwa yang
biasanya memuncak pada kejadian utama.
Narasi merupakan betuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu.
Menurut Keraf (1987:136), tulisan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang sasaran
utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa
yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara
lain; narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha mengambarkan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Secara sederhana narasi
merupakan cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam suatu
urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik.
Menurut Keraf (1982:3), tulisan
narasi merupakan salah satu tulisan yang dapat dijadikan alat untuk
menyampaikan pangetahuan atau informasi kepada orang lain.
Narasi melakukan penambahan ilmu pengetahuan melalui jalan cerita, bagaimana
suatu peristiwa itu berlangsung. Karena lebih menekankan jalannya peristiwa,
reproduksi masa silam merupakan bidang utama sebuah narasi. Seseorang dapat
menginformasikan sesuatu kejadian atau peristiwa pada orang lain dengan latar belakang kejadian yang nyata
maupun rekaan.
Dalam
menulis, seorang penulis dituntut mampu membedakan antara narasi dan deskripsi. Narasi
mempunyai kesamaan dengan deskripsi, yang membedakannya adalah narasi
mengandung imajinasi dan peristiwa atau pengalaman lebih ditekankan pada urutan
kronologis. Sedangkan deskripsi, unsur imajinasinya terbatas pada penekanan
organisasi penyampaian pada susunan ruang sebagai mana yang diamati, dirasakan,
dan didengar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan unsur latar, baik
unsur waktu maupun unsur tempat. Dengan
kata lain, pengertian narasi itu mencakup dua unsur, yaitu perbuatan dan
tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Ciri-Ciri Tulisan Narasi
Setiap tulisan mempunyai ciri tertentu. Adapun ciri-ciri tulisan narasi, yaitu:
1) berupa cerita tentang pengalaman manusia;
2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat
berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat pula berupa
semata-semata imajinasi, atau gabungan keduanya;
3) bedasarkan konflik. karena, tanpa konflik
biasanya narasi tidak menarik;
4) memiliki nilai estetika karena isi dan
cara penyampainya bersifat sastra, khususnya narasi berbentuk fiksi;
5) menekankan susunan kronologis (catatan:
deskripsi menekankan susunan ruang); dan
Tulisan
narasi bisa berisi fakta bisa pula berisi fiksi atau rekaan yang direka atau
dikhayalkan oleh penulisnya. Narasi yang berisi fakta adalah biografi,
otobiografi, kisah sejati, dan lain-lain. Sedangakan narasi yang berisi fiksi
seperti novel, cerpen, dan cerita bergambar.
Selain itu, menurut Semi (2003:31), narasi juga dibagi atas dua jenis, yaitu:
a. narasi informatif,
yang sering disebut pula narasi ekspositoris, yang pada dasarnya
berkencenderungan sebagai bentuk ekposisi yang berkecenderungan memaparkan
informasi
dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak terlalu kelihatan.
b. narasi artistik, narasi ini umumnya berupa cerpen atau novel.
Sumber :
. 1982. Ekposisi dan Deskripsi. Cetakan Kedua. Jakarta: Nusa Indah.
Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
Keraf,
Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi.
Jakarta: PT Gramedia.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
0 komentar:
Posting Komentar