JURNALISTIK DI DUNIA PENDIDIKAN



Oleh HADI SASTRA

Kemajuan media informasi dewasa ini cukup pesat dan signifikan. Media cetak maupun elektronik saling bersaing kecepatan, sehingga si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Pengetahuan dasar-dasar jurnalistik merupakan modal yang amat penting dikuasai. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampaian informasi yang aktual kepada masyarakat, tetapi juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta objektif dalam setiap pemberitaannya.

Pengertian Jurnalistik

Definisi jurnalistik sangat banyak. Para tokoh komunikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda, namun pada hakikatnya sama. Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek, artinya penyiaran catatan harian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jurnalistik diartikan sebagai perihal karang-mengarang di surat kabar, kewartawanan, persuratkabaran. Jurnalisme adalah pekerjaan atau profesi yang berkaitan dengan jurnalistik, sedangkan orang yang bekerja untuk memperoleh informasi dengan mendatangi sumber berita disebut jurnalis, wartawan atau reporter.

Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan pers dan komunikasi massa. Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan yang dilakukan setiap hari. Jurnalistik dapat dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat.

Jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian jurnalistik tidak hanya sebatas melalui media cetak, seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya, namun meluas menjadi media elektronik, seperti radio dan televisi. Jurnalistik berdasarkan media yang digunakan meliputi: jurnalistik cetak (print journalism), jurnalistik elektronik (electronic journalism), dan jurnalistik secara tersambung (online journalism) seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Pentingnya Jurnalistik di Dunia Pendidikan

Rasanya tidak lengkap jika sekolah atau kampus tidak mempunyai media internal, apa pun bentuknya; bulletin, news letter, tabloid atau majalah. Media sekolah/kampus adalah media yang diterbitkan secara berkala dan dikelola oleh guru/dosen atau siswa/mahasiswa bagi kepentingan sekolah/kampus. Lewat media ini civitas akademika bisa mengekspresikan kemampuan tulis-menulisnya. Sekolah/kampus juga dapat mempublikasikan kegiatan-kegiatannya kepada pihak eksternal melalui media ini.

Media sekolah/kampus termasuk dalam bidang jurnalistik. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus sesuai dengan acuan bidang ini. Guru/dosen dan siswa/mahasiswa yang menangani media ini perlu diberikan pemahaman dan pelatihan tentang kejurnalistikan. Beragam caranya, namun bisa dimulai dari hal-hal dasar, seperti pengumpulan naskah, editing naskah, pengurutan naskah dalam file sesuai dengan daftar isi (file diberi nomor urut dan nama rubrik) sampai dengan penentuan dan pengumpulan foto/gambar pendamping naskah (disesuaikan dengan isi). Dalam hal ini dibutuhkan check list rubrik sekaligus penanggung jawabnya.

Perwajahan atau lay out merupakan aspek penting dalam mengembangkan jurnalistik di dunia pendidikan. Media sekolah/kampus yang baik harus mempunyai desain yang menarik agar pembaca termotivasi untuk mendalami dan mengetahui informasi-informasi yang disajikannya. Lay out yang baik juga akan menambah tampilan media sekolah/kampus lebih berbobot.

Dalam mengembangkan jurnalistik di dunia pendidikan perlu adanya keterlibatan berbagai unsur. Pemberian tugas kepada guru/dosen dan siswa/mahasiswa untuk menulis artikel dianggap perlu sebagai langkah awal memulai kegiatan jurnalistik. Mungkin akan terasa sulit bagi yang belum terbiasa menulis. Bisa jadi, apa yang ada di pemikirannya tidak dapat disalurkan dengan baik melalui tulisan. Hal ini wajar, karena biasanya pengungkapan dengan bahasa tertulis lebih sulit dibandingkan dengan bahasa lisan. Namun, jika kegiatan menulis dilakukan secara rutin, maka akan terasa lancar atau mengalir dengan sendirinya. Oleh karena itu, hendaknya guru/dosen dan siswa/mahasiswa membiasakan diri dengan menulis artikel untuk mengisi media sekolah/kampus. Tema dalam bahasan artikel bisa apa saja, dari masalah yang sederhana sampai dengan masalah yang kompleks, tetapi lebih diutamakan tema yang berkaitan dengan isi media. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, kegiatan jurnalistik di dunia pendidikan sangat penting dan harus terus dihidupkan dan dikembangkan bagi kepentingan sekolah/kampus.


HADI SASTRA, bernama asli Washadi. Lahir di Brebes, pada tanggal 04 Juli. Lulusan S.1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan S.2 Manajemen Pendidikan. Tulisan-tulisannya dimuat di beberapa media massa. Berprofesi sebagai Guru Bahasa Indonesia di sebuah SMK swasta di Tangsel. Pernah menjadi Kontributor Berita di Harian Umum Suara Tangsel (2011-2012). Aktivitas lainnya saat ini menjadi Redaktur Tabloid Perkasa Nusantara, Pemimpin Umum Majalah dan Buletin Assa'adah. Bergabung dengan Kelompok Alinea Baru, KSI Tangsel, dan Sarang Matahari.


0 komentar:

Posting Komentar