Tanah Air Daun
ini
kali kaulantunkan laras balada berbalut romansa. kisah kembara
denting
dawaidawai melankolis. liriklirik nirwana hati
sejumput
cita pancaran jiwa dalam lukisan apik potret diri lewat untaian analogi
kau
sehelai daun dari recup di antara recup pada seutas ranting kerontang sebatang
cabang
keropos seonggok pohon lapuk di tanah tandus hamparan sabana gersang
alunan
laras kisahmu panjang mendayu menembus dada
sedetak
detik begitu bermakna dalam relung waktu
sayatan
dan lukaluka memasung realitas
tapi
secercah caya menyusup bilik stomata betapa kuat gelorakan asa
demi
tumbuh dan terus tumbuh seirama jaman
waktu
terus merangkak. pangkas kisah, kau menjelma daun matang
terhempas
angin meliukliuk jauhkan jarak dari onggok pohon yang kian lapuk
dari
tanah yang kian tandus hamparan sabana kian gersang
dalam
liukanliukan sejuta arah itu kau tuai beragam corak warna hidup
sekejap
mengawang
terpelanting,
tersapu,
terdampar,
terbentur
cadas dalam tajam terik menyengat,
seketika
sepoi angin bangunkan kembali meliukliuk mencari arah
demi
terus antarkan diri seumpama buih arungi luapan kali
kau
daun matang tertiup angin terhempas di tanah asing
terus
cari jadi diri. pada tongtong sampah. Pada tamantaman kota
dalam
guratan nasib yang makin membelit
tenggelamkanmu
dalam mimpi tidur panjang
dan
pada titik nol, kau terbangun. memori menarinari
selembar
demi selembar kau buka memori itu
pada
tanah tandus hamparan sabana gersang
seutas
ranting kerontang sebatang cabang keropos seonggok pohon lapuk
kau
tembangkan semua lirik laras kisahmu
hingga
begitu kuat bisikan merayu kembali ke tanah itu
ya,
tanah itu. dan kau tetap sehelai daun dari recup di antara recup
kau-waktu seirama dalam lantunan laras
di
tanah asing bisikan memori merayu
kembali
ke tanah yang jelmakan kau
tanah
itu tanah airmu
Puri
Serpong, 1 June 2014
0 komentar:
Posting Komentar